New Season, [always] New Hope

2 comments
Arema, Arema Indonesia, Indonesia Super League, Singo Edan, ISL 2012/2013 - Medio Agustus merupakan jeda kompetisi  klub-klub Indonesia, baik yang berlaga di IPL maupun ISL (belakangan,keduanya sudah dinyatakan legal oleh AFC pada rapat Joint Comitee di Malaysia - red). Beberapa klub-pun bersolek melengkapi kekuatan tim mereka dengan merekrut pemain maupun pelatih. Pelatih yang musim sebelumnya tak mampu mencapai target manajemen, harus siap setiap saat dicopot dari kursi kepelatihannya. Pun demikian dengan pemain-pemain yang berkontribusi minimal di klub,harus rela menerima kenyataan dengan tidak diperpanjangnya kontrak mereka (masih lazim di Indonesia, pemain hanya dikontrak semusim, demi penghematan dana - red).
Geliat transfer, manuver kontrak, dan deal-deal sponsor yang dilakukan mayoritas klub di Indonesia, juga dialami oleh Arema Indonesia (tentunya yang secara aklamasi Aremania, adalah Arema yang berlaga di ISL). Bahkan, tak hanya aktivitas yang biasa-biasa saja, klub kebanggan Kera Ngalam ini sampai
melakukan kerjasama bilateral dengan sesama klub ISL, Pelita Jaya. Adalah Iwan Budianto, mantan manajer Persik Kediri yang menjadi bidan terselenggaranya kerja sama Arema-Pelita yang digelar di salah satu hotel di kota Malang. Sontak,berita ini mengagetkan seluruh Aremania, karena tak ada hujan maupun angin, tiba-tiba saja tim kesayangan mereka melakukan kerjasama dengan tim lain. Isu merger-pun santer terdengar di telinga para pecinta bola tanah air,khususnya warga Malang. Bahkan muncul spekulasi-spekulasi 'ajaib' yang mengiringi isu tersebut. Tak dapat disangkal, karena selama ini Arema dekat dengan figur Nirwan Bakrie dan Pelita merupakan klub kepunyaan Nirwan Bakrie juga. Sebutan 'antek Bakrie' pun menjadi semakin jelas disematkan kepada Arema. Timbul pro kontra di antara suporter Aremania (suporter sejati maupun oportunis). Golongan pro, menganggap kerja sama ini merupakan langkah awal industrialisasi sepak bola di Malang dan sebaiknya segera diteruskan ke arah merger. Yang kontra-pun memilik argumen yang tak kalah masuk akal disertai dalil2 yang mereka anggap kuat, mereka menganggap Arema hanya menjadi mesin kampanye Bakrie untuk menuju kursi Presiden 2014, ada juga yang menganggap mergernya Arema-Pelita akan merusak sejarah perjalanan klub berlogo kepala singa itu. Agaknya mereka lupa, jauh di Eropa sana, klub sekelas AS Roma pun dulunya terbentuk karena merger beberapa klub lokal yang menghuni ibu kota Italia tersebut. Manajemen-pun tak menutup mata dengan dinamika yang terjadi di kalangan suporter, melalui media offircer Sudarmji, manajemen mempersilahkan untuk para Aremania datang ke kantor Arema di JL. Kertanegara, untuk melakukan open discuss demi kebaikan Arema ke depannya. 

Dengan diiringi pro-kontra Aremania, Arema-Pelita tetap menunjukkan kemesraan mereka, dibuktikan dengan diadakannya latihan bersama di stadion Kanjuruhan yang dipimpin langsung oleh sang Marinir, Rahmad Dharmawan (coach RD), didampingi 6 asisten pelatih Joko 'Gethuk' Susilo, Francis Wewengkang, I Made Pasek Wijaya,Satya Bagja, dan Hendro Kartiko. Latihan bersama ini diikuti setiadaknya 16 pemain, 9 dari Arema dan 7 dari Pelita. Dari Arema di antaranya adalah Ahmad Kurniawan, Munhar, Alfarizi, Hendro Siswanto, Reza Mustofa, Qischil Gandrum, Dendi Santoso, Sunarto, dan Benny Wahyudi. Dan dari Pelita adalah Hasyim Kipuw, I Gede Sukadana, Joko Sasongko, Kadek Wardana, Dedi Kusnandar, Gilang Ginarsa, dan M Nasir. Buah kebijakan ini bukannya tidak memakan korban, tak kurang pemain Arema musim lalu yang sebelumnya telah melakukan perjanjian pra kontrak dengan Arema, harus angkat kaki. Mereka di antaranya adalah Ferri Aman Saragih, Khusnul Yuli, Catur Pamungkas, Yoewanto Benny, dan Teguh Amiruddin harus gigit jari dan harus melupakan romansa mereka berlaga di depan puluhan ribu Aremania di stadion Kanjuruhan. Sebagai gantinya, Arema-Pelita mendatangkan pemain sekaliber Beto Gonlcalves, Ketih Kaymba Gumbs, Thierry Gatthuesi, dipadukan dengan penggawa lama macam Greg Nwokolo, Victor Igbonefo, Safie Salli. Maka tak dapat dibayangkan bagaiman kekuatan tim yang diperkuat 4 orang predator di dalamnya. Belum lagi kita akan menantikan ledakan potensi dari anak muda macam Sunarto, Dendi Santoso, Joko Sasongko, maupun Engelberd Sani. Namun sayangnya jaminan mutu kekuatan yang menakutkan untuk menyongsong musim depan itu,masih saja belum memuaskan Aremania yang mengharamkan adanya merger dengan klub manapun.Sampai titik ini, masih ada 1 PR besar manajemen, yaitu memeberi pengertian para Aremania, yang sebenarnya merupakan aset terbesar yang dimiliki Arema itu sendiri.
Aremania, kembali ke tribun dan bersoraklah!

Mungkin kegalauan Aremania sekarang telah sirna, itu karena kabar gembira yang dibawa oleh manajemen di akhir Oktober ini. Melalui media Officer, manajemen mengumumkan bahwa Pelita resmi diakusisi oleh klub Bandung Raya kontestan Divisi II PSSI dan Bakrie mengakusisi Arema secara kepemilikan penuh. Kabar ini tak ubahnya oase di tengah padang pasir para Aremania, beberapa dari mereka yang sudah jengah dengan permainan manajemen yang tidak jelas dan memutuskan untuk 'gantung syal', kini mencabut kembali perkataan mereka dengan bersumpah setia untuk kembali membirukan stadion Kanjuruhan. 
Dan melalui tulisan ini, penulis yang juga putra asli Malang, yang tentunya AREMANIA, mengajak para nawak2 yang lain untuk kembali ke fungsi awal kita sebagai pendukung, pemain ke-12 Arema dengan  kembali meramaikan tribun tak peduli berapapun gate-nya, dari Aremania korwil manapun, komunitas manapun umak, dukung penuh langkah manajemen, awasi dan ingatkan mereka jika salah, dan tentunya itu ke semuanya demi satu harapan, untuk KEJAYAAN AREMA INDONESIA..dan Salam Satu Jiwa bisa kembali bergema di Bhumi Arema.. Tentunya juga tidak perlu diabrengi dengan sifat arogansi dan selalu ingat Only God Can Stop Us!
From Borneo Always to AREMA...

2 comments:

  1. nah,yo iku makane rodok lego..
    lek wes mulai musim anyar,tail arema maneh..

    ReplyDelete

.